Harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), diperdagangkan sekitar $69,75 pada hari Jumat. Harga WTI turun ke level terendah baru tahun 2024 di tengah kekhawatiran tentang permintaan di AS dan China. Namun, penundaan peningkatan produksi minyak OPEC+ dan peningkatan penarikan persediaan minyak mentah dalam jumlah besar dapat membantu membatasi kerugian WTI.
Kekhawatiran tentang ekonomi Tiongkok yang lesu dan permintaan minyak melemahkan harga WTI karena Tiongkok adalah importir minyak mentah terbesar di dunia. PMI Manufaktur NBS Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan yang dirilis pada akhir pekan dan PMI Manufaktur Caixin yang lebih lemah pada hari Rabu berkontribusi terhadap penurunan WTI.
Namun, penurunan emas hitam mungkin terbatas karena berita positif dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) serta peningkatan penarikan persediaan minyak mentah dalam jumlah besar.
OPEC+ telah sepakat untuk menunda rencana peningkatan produksi untuk Oktober dan November, menurut Reuters pada hari Kamis. ''Produksi Libya diperkirakan akan dilanjutkan setelah penyelesaian sengketa di negara tersebut, yang juga membebani harga minyak mentah. Namun, keputusan OPEC+ dapat mendukung harga minyak mentah pada level yang lebih rendah. Indeks dolar juga anjlok di tengah menguatnya Yen Jepang dan dapat mendukung harga minyak mentah pada level yang lebih rendah,'' kata Rahul Kalantri, VP Komoditas, Mehta Equities Ltd.
Persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diperkirakan minggu lalu. Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), persediaan minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir pada 30 Agustus turun sebesar 6,873 juta barel, dibandingkan dengan penurunan sebesar 0,846 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memperkirakan bahwa persediaan akan turun hanya sebesar 0,9 juta barel.
Sumber : Bloomberg